Ketika musim memajang rindunya pada hujan
Ada sebongkah cemas yang tak bisa ku ucapkan
Aku hanya ingin memelukmu dari senja hingga subuh tiba
Sayangku,
Aku mencarimu dalam larik-larik parau yang dilantunkan hujan
Dan dalam setiap gemuruh yang dihempaskan gelombang
Setapak demi setapak ku daki jalan terjal kerisauan
Memandang ke depan dengan penuh harap
Atau menoleh kebelakang
Diantara sisa-sisa kenangan
Ooohhhh..,
Betapa kebimbangan telah berubah menjadi labirin
Menjadi lingkaran tanpa celah
Tapi catatlah olehmu tentang satu kepastianku
Bahwa aku tak pernah berpaling darimu
Untaian kata mesra dan seribu puisi cinta yang kupunya
Tak mampu menyaingi indah wajahmu
Kau adalah keindahan yang menghiasi duniaku
Memandangmu...,
Aku berharap waktu berhenti
Menyentuhmu..,
Seperti menyentuh sesuatu yang rapuh
Tapi sangat berharga
Kau adalah jejak
Yang iringi langkahku
Kau adalah detak
Yang iringi jantungku
Kau adalah air mata
Yang iringi tangisku
Kau ada
Ada sebongkah cemas yang tak bisa ku ucapkan
Aku hanya ingin memelukmu dari senja hingga subuh tiba
Sayangku,
Aku mencarimu dalam larik-larik parau yang dilantunkan hujan
Dan dalam setiap gemuruh yang dihempaskan gelombang
Setapak demi setapak ku daki jalan terjal kerisauan
Memandang ke depan dengan penuh harap
Atau menoleh kebelakang
Diantara sisa-sisa kenangan
Ooohhhh..,
Betapa kebimbangan telah berubah menjadi labirin
Menjadi lingkaran tanpa celah
Tapi catatlah olehmu tentang satu kepastianku
Bahwa aku tak pernah berpaling darimu
Untaian kata mesra dan seribu puisi cinta yang kupunya
Tak mampu menyaingi indah wajahmu
Kau adalah keindahan yang menghiasi duniaku
Memandangmu...,
Aku berharap waktu berhenti
Menyentuhmu..,
Seperti menyentuh sesuatu yang rapuh
Tapi sangat berharga
Kau adalah jejak
Yang iringi langkahku
Kau adalah detak
Yang iringi jantungku
Kau adalah air mata
Yang iringi tangisku
Kau ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar